Pembahasan Materi Struktur Lapisan Hidrosfer
Struktur lapisan hidrosfer secara umum merupakan kandungan air yang terdapat di bumi. Kandungan yang dimaksud meliputi air yang terdapat dipermukaan maupun di dalam tanah.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa bumi sebagian besar tertutupi air sekitar tiga perempat luas permukaannya, yang didominasi oleh lautan. Sedangkan sisanya yang merupakan sebagian kecil berupa danau, sungai, rawa, air di dalam tanah dan terbentuk awan.
Dalam pembahasan struktur lapisan hidrosfer ini, kita akan mendalami tentang apa itu siklus air (hidrologi) dan pengikisan. Maka, untuk lebih jelasnya silakan baca dan pahami penjelasan berikut.
1#. Siklus Air (Daur Hidrologi)
Siklus hidrologi merupakan perputaran air dari permukaan bumi (air yang berada di atas maupun di dalam tanah). Tahapan proses siklus hidrologi dimulai dari Evaporasi – Transpirasi – Evapotransirasi – Kondensasi – Presipitasi.
Siklus Air (Daur Hidrologi) pada Struktur Lapisan Hidrosfer |
Berikut adalah penjelasan singkat empat proses di atas:
Adanya radiasi panas matahari, menyebabkan air yang ada dipermukaan bumi mengalami Evaporasi (penguapan). Mulai dari air laut, air tawar (yang ada di danau, rawa, dan sungai), embun yang terdapat di daun atau tubuh tanaman, dan kadar air suatu benda yang terdapat di permukaan bumi juga akan mengalami penguapan.
Tumbuhan juga mengalami pelepasan molekul air dalam melangsungkan proses metabolismenya, yang disebut Transpirasi. Jadi tahapan transpirasi ini terjadinya pelepasan molekul air pada tumbuhan yang kemudian akan mengalami penguapan naik sampai pada ketinggian tertentu.
Hasil dari Evaporasi dan Transpirasi (Evapotranspirasi) akan berkumpul pada titik tertentu yang kemudian membentuk embun akibat pengaruh suhu udara yang dingin. Pada proses pengembunan ini dikenal dengan istilah Kondensasi.
Pada proses kondensasi, adakalanya titik - titik embun yang mengkristal es tersebut tidak dapat mempertahankan kedudukannya. Sehinga dengan pengarh perbedaan suhu yang terdapat di udara menyebabkan jatuhnya tetesan - tetesan air dari kristal es ke permukaan bumi yang disebut sebagai hujan.
Inilah yang disebut proses Presipitasi, yaitu kembalinya air dalam bentuk tetesn air hujan kembali ke permukaan bumi.
Air yang telah tertampung di permukaan bumi diserap menuju ke dalam tanah yang akan menjadi air tanah. Dari air tanah ini dapat dimanfaatkan oleh kehidupan yang ada di permukaan bumi termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Air tanah yang memancar keluar menuju permukaan tanah disebut Mata air. Dari mata air inilah manusia dapat memanfaatkan kebutuhan sehari - harinya dengan menampungnya ke dalam bentuk Sumur.
Di samping itu, air tanah dapat juga menyebabkan pengikisan batuan kapur, dan inilah yang memicu timbulnya gua - gua kapur.
2#. Pembentukan Stalaktit dan Stalagmit Akibat Pengikisan Batuan Kapur
Ketika air bercampur dengan molekul senyawa karbon dioksida di udara, maka akan membentuk asam lemah. Larutan yang terbentuk dari proses perubahan kimia tersebut mudah melarutkan batan kapur.
Air tanah yang bersifat asam akan melelehkan batuan kapur dan membuat lubang, yang lama kelamaan lubang tersebut akan membesar dan terbentuklah gua kapur.
Perlu diketahui, bahwa lelehan kapur merupakan campuran dari kalsium dan air. Apabila lelehan ini menetes perlahan - lahan dari tempat tetesan berasal, kemudian setelah air menguap maka yang tertingggal adalah endapan kapur tersebut.
Nah, pada endapan kapur inilah yang akan menghasilkan 2 bentuk indah di dalam gua kapur.
Pertama disebut sebagai Stalaktit, merupakan endapan berbentuk kerucut meruncing ke bawah sebagai tempat tetesan lelehan kapur. Kedua disebut sebagai Stalagmit, merupakan endapan berbentuk kerucut meruncig ke atas sebagai tempat jatuhnya tetesan lelehan kapur dari ujung stalaktit.
Terakhir diperbarui : 31 Oktober 2018